#SehatTerusYuk bisa #BayarNanti

Layanan Servis Purna Jual via WhatsApp

Apakah Gowes Sepeda di Tengah Pandemi, Aman?

Apakah Gowes Sepeda di Tengah Pandemi, Aman?

Bersepeda menjadi salah satu olahraga yang kini banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat di tengah situasi pandemi Covid-19

Khususnya untuk negara tercinta, Indonesia.

Sekalipun menyehatkan, gowes sepeda di tengah pandemi saat ini, harus tetap mengutamakan protokol kesehatan.

Jadi, jangan sampai aktivitas baik seperti ini malah menjadi salah satu faktor penyebab penyebaran virus corona di Indonesia.

Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dr. med. Setiawan menjelaskan bahwa,

Bersepeda di masa pandemi memiliki 3 tingkatan risiko penularan Covid-19.

Mulai dari risiko rendah, sedang hingga tinggi.

#1. Risiko Rendah

Ini terjadi apabila aktivitas olahraga bersepeda dilakukan di rumah, baik menggunakan sepeda statis, indoor trainer hingga memanfaatkan aplikasi khusus untuk bersepeda di rumah.

#2. Risiko Sedang

Risiko ini terjadi apabila bersepeda ke luar rumah sendirian atau bersama dari salah satu anggota keluarganya atau kerabat.

Yang diketahui bahwa mereka (keluarga / kerabat) berada dalam kondisi sehat.

Rute sepeda melewati jalur yang sepi, minim interaksi, dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

#3. Risiko Tinggi

Tahap yang terakhir ini cukup membahayakan bagi orang sekitar yang dia tinggal saat ini.

Risiko terjadi apabila kita mengambil jalur yang ramai dengan pesepeda lainnya, juga tidak memperhatikan protokol kesehatan.

Akademisi yang juga pegiat sepeda ini menuturkan,

Selain memperhatikan protokol kesehatan,

Bersepeda di masa pandemi juga tetap memperhatikan kondisi tubuh.

Tingkat kebugaran setiap individu akan berbeda,

Bergantung pada seberapa sering seseorang melakukan latihan atau berolahraga.

Karena itu,

Ketua Komunitas Sepeda “i-Go” Unpad ini menyarankan,

Waktu dan jarak bersepeda,

Sebaiknya disesuaikan dengan kesanggupan seseorang.

Seseorang yang rutin berolahraga,

Tentunya akan terbentuk kemampuan fisik dan kebugaran yang lebih baik,

Sehingga kecepatan dan kemampuan bersepeda akan meningkat dengan sendirinya.

Yang terpenting, jangan memaksakan diri.

Akan Lebih baik lagi, jika kita memantau detak jantung kita berada di zona latihan sedang,

Atau kita bersepeda tidak terlalu payah sehingga tidak kesulitan bernapas.

Penggunaan masker saat bersepeda tetap disarankan.

Apalagi jika bersepeda di jalur yang sama dengan orang lain dalam jarak yang memungkinkan percikan (droplet) keringat atau ludah mengenai kita.

Namun, kata Setiawan,

Bila sedang sendiri, masker dapat dilepas agar bisa menghirup udara dengan baik.

Ini disebabkan, di satu sisi, masker menghambat sistem pernapasan.

Jarak ideal wajib diperhatikan oleh pesepeda di masa pandemi.

Menurut Setiawan,

Berdasarkan hasil studi dikatakan bahwa jarak aman antar pesepeda adalah sekitar 20 meter.

Sementara untuk jarak di sebelahnya adalah 2 meter.

Bersepeda memang olahraga yang menyehatkan.

Menurut Dr. Setiawan,

Bersepeda apabila dilakukan dengan dosis yang tepat

Maka, akan meningkatkan daya tahan tubuh.

Dari sisi kejiwaan,

Bersepeda dapat meningkatkan rasa senang, nyaman, dan percaya diri.

Fisik dan jiwa yang sehat merupakan kunci dasar seseorang terhindar dari penularan Covid-19.

Bersepeda menumbuhkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan, bahkan bisa juga kepedulian

Tidak heran jika olahraga ini mulai digandrungi masyarakat untuk mengisi masa-masa pandemi.

Budaya bersepeda kembali subur dan tidak hanya dilakukan di akhir pekan.

Sebagian masyarakat pun banyak yang membeli sepeda baru.

Menurut Setiawan, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat akan meminang sepeda.

  • Tinggi badan,
  • Rute yang ingin ditempuh, hingga
  • Fungsi dari sepeda itu sendiri harus diperhatikan.

Perlu dipilih jenis sepeda yang sesuai, yang bisa untuk membawa perlengkapan, termasuk di masa adaptasi kebiasaan baru, membawa makanan, alat makan dan alat sholat.

Berbagai jenis sepeda bisa ditambah dengan panier dan tas.

Kesukaan bersepeda seseorang juga berpengaruh pada pemilihan jenis sepeda.

Menurut Setiawan,

Apabila seseorang ingin sepeda yang bisa melintasi berbagai kondisi jalan, maka sepeda gunung (MTB) bisa diplih.

Tapi kalau kita ingin melewati jalan yang mulus, sepeda balap pilihannya.

Bila kita banyak memiliki mobilitas dan butuh kepraktisan, maka sepeda lipatlah pilihannya.

Namun, apabila kita berolahraga di rumah dengan sepeda, maka pilihlah sepeda statis.

Gowes Sepeda di Tengah PandemiReferensi:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

FREE DELIVERY

About 20Km

TRX ON DELIVERY

We Accept Debit Or Credit Card

24/7 WHATSAPP

About Services & Guarantee

CONTACT US

021 - 58357113

Pilih kupon tersedia dibawah ini